Langsung ke konten utama

Bahaya Menyepelekan Ramadhan

 

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya.

 

Saudara saudariku di mana pun anda berada. Semoga kita semua senantiasa dianugerahi kesehatan paripurna yang menjadikan kita mampu meningkatkan ibadah dan ketakwaan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala semoga seluruh aktivitas kita sampai detik ini dirahmati dan diridhoi oleh Alloh subhanahu wa ta'ala.

Teman teman, Seperti diketahui bahwa Ramadhan semakin mendekat dalam hitungan hari bulan mulia ini yang tentunya dipenuhi dengan berbagai keistimewaan akan kita hadapi bersama dan membutuhkan persiapan persiapan paripurna seperti yang banyak telah kita pelajari.

Teman teman ada satu pengingat yang sangat luar biasa dari Nabi shallallahu alaihi wasallam yang dengan pengingat ini bukan hanya memberikan motivasi kepada kita untuk meningkatkan ibadah kepada Alloh, tapi juga saat yang bersamaan menghadirkan kecaman yang sangat dalam bila ada diantara umat Islam umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang menyepelekan Ramadhan sehingga tidak memaksimalkan berbagai macam fasilitas kebaikan dan keistimewaan yang Alloh telah bentangkan hanya di bulan mulia ini.

Hadis dimaksud diriwayatkan oleh Imam at Tirmidzi di antaranya dalam kitab sunan beliau nomor hadits 3545 yang tersambung sanadnya kepada sahabat mulia Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Dalam satu kali Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

 

وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

Alangkah meruginya (celaka) seseorang yang datang kepadanya Ramadhan kemudian bulan tersebut berlalu, tetapi ia tidak mendapat pengampunan (dari Allah) (HR. Tirmidzi no. 3545).

 

Teman teman ada 3 yang disampaikan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam hadits ini.

Yang pertama beliau sampaikan sangat tercela seseorang jauh dari rahmat Alloh subhanahu wa ta'ala dan sungguh merugi رَجُلٍ Kalau secara tekstual diartikannya kotor hidung seseorang kena debu kena kotoran ini menunjukkan seseorang yang biasanya ) dalam peribahasa arab itu kalau dia kotor, kemudian juga tampilannya tidak bersih, menunjukkan pada sesuatu yang kurang baik, kurang elok.

Namun dalam peribahasa ini juga menunjukkan sesuatu yang sangat tidak tidak mulia kalau kita hadirkan dalam bahasa sekarang, sesuatu yang terhina sesuatu yang sangat merugikan ini gambarannya.

Jadi tadi saya artikan di awal persis seperti gambaran, misalnya hidung belang yang dulu dalam konteks sejarah itu ya saat ada salah satu pejabat dari kolonial Belanda waktu itu di Jakarta yang mendapati bahwa ada yang mengatakan keponakannya atau bagian dari keluarga itu yang perempuan kemudian berzina dengan salah satu prajuritnya, kemudian dihukum dipraktekkan kemudian hukum rajam baik bagi perempuan juga dihukum yang laki lakinya juga demikian.

Maka sebelum dihukum itu yang laki laki dia diberikan coretan di hidungnya dengan arang. Sehingga menjadi belang dan di situ disebut kemudian istilah hidung belang untuk menunjukkan kehinaan satu yang kotor satu aib.

Maka kembali kepada peribahasa tadi yang disampaikan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam kalimat haditsnya وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ  sungguh menjadi aib sungguh menjadi merugi sesuatu yang tidak elok dilakukan.

Yang pertama adalah orang orang yang disebutkan namaku, kata Nabi Shallallahu alaihi wasallam, maka dia tidak bershalawat kepada Rasulullah. Disebutkan nama Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, tapi dia tidak bershalawat jadi aib, kata Nabi seorang yang disebutkan Nabinya itu kan orang yang telah diutus Alloh subhanahu wa ta'ala untuk membimbing dia menuju kebaikan, memberikan syafaat pada kemuliaan, mengajarkan pada kebaikan, membawa pedoman yang mengantarkan pada kesuksesan kebahagiaan. Bahkan ketika disebutkan pun tak mampu bersholawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Bahkan dengan sholawat itu pun sebetulnya kasih sayang Rasulullah yang memohonkan kepada Alloh dengan mencintai Nabi menyebutkan sholawat justru kembali kepadanya 10 kebaikan “siapa yang bersholawat kepadaku kata Nabi shallallahu alaihi wasallam maka Alloh memberikan 10 kemuliaan kepadanya”.

Jadi bukan berarti Nabi menginginkan hal hal yang disanjung ditinggikan bukan itu poinnya Nabi sampai menginginkan semua umatnya itu. Laki laki perempuan siapa pun mendapat kemuliaan lebih bahkan dengan mengingat Nabinya saja yang menghadirkan kemudian ketakwaannya kepada Alloh Ingat pedomannya ingat kemuliaan kemuliaannya, justru Nabi mengharapkan “ya Alloh berikan kemuliaan kepadanya, balas ia”.

 

Sampai di titik ini kita bisa memahami bagaimana kasih sayang seorang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada seluruh umat nya. Sampai mendapatkan persaksian dalam Al Quran yang di surat At Taubah itu yang viral kalian telah mendapati seorang rasul yang sangat luar biasa yang saking tingginya perhatian beliau kepada engkau beban kalian itu kalau mampu ditanggung oleh Nabi akan dipikul jadi tidak ingin melihat umatnya punya beban.

Kita bisa gambarkan seorang yang mungkin saya Anda atau kita semua tak akan luput dari maksiat kan Masya Alloh sangat ringan dengan mencintai Rasulullah bersholawat kepadanya. Kita mendapatkan anugerah 10 kebaikan dari Alloh subhanahu wa ta’ala dan boleh jadi akumulasi itu mendatangkan syafaat Rasulullah kemudian akhir akhir saking cintanya kata Alloh kepada kalian itu, kalaupun kalian bersua dengannya punya beban Nabi ingin mengambil beban itu seakan akan mengharapkan umatnya punya beban.

Maka dengan sosok seperti itu seharusnya mendengar saja kita sudah bukan hanya mengingat, tapi menghadirkan cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Jangan bandingkan dengan Rasulullah anda saja kalau misalnya mencintai suatu sosok atau menyayangi publik figur tertentu, misalnya itu kan senang mendoakan dan sebagainya. Bukankah ketika disebut namanya ada kesenangan, ada kebahagiaan ini Rasulullah. Enggak bisa dibandingkan dengan manusia manapun.

Jadi yang kedua وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ. Nah ini yang menariknya kaitan dengan Ramadhan وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ tercela air bagi seseorang sungguh rugi orang yang mendapati Ramadhan. Jadi dia bisa hadir di bulan Ramadhan bisa kemudian mendapati keistimewaan yang orang orang belum tentu bisa meraihnya peluang lailatulkadar diampuni dosa kemudian juga pahala yang begitu melimpah, kesalahan dihapuskan dan sebagainya.

Cuma sayang, Sampai kemudian bulan itu habis Ramadhannya. Tapi dia tidak mendapatkan ampunan Alloh subhanahu wa taala dan dia tidak mendapati ampunan atau kalau kita jadikan bentuk pasifnya tidak diampuni dosanya selama bulan itu.

Ini menunjukkan kesan begini. ini sebetulnya memberikan kesan kepada ketiadaan ikhtiar untuk menjemput. Jadi Alloh membuat satu aturan siapa yang minta ampun diampuni. Siapa yang memohon dalam lailatulkadar misalnya diberikan banyak kemuliaan ya kesalahan siapa yang minta diampuni digugurkan kesalahannya.

Diajari oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam  Nabi mengajarkan kepada Sayyidah Aisyah doa yang dimohonkan dalam setiap jeda kesempatan sholat tarawih untuk menghapuskan kesalahan.

Sholatnya kalau benar bisa menggugurkan dosa dosa mendapatkan malam al qadar, dia diberikan oleh Alloh semua peluang itu sampai akhir Ramadhan.Tapi tidak memanfaatkan. Karena itu yang seharusnya hari pertama bisa mendapatkan ampunan dia enggak diampuni, tidak diampuni itu dalam konteks apa maksudnya dia tidak memanfaatkan waktu waktu itu dengan maksimal diberikan waktu untuk berdoa dan berdoa dikasih kesempatan tarawih dengan semua pemberian yang baik dia tidak manfaatkan.

Diberikan kesempatan baca Al-quran pahala melimpah dia tidak memanfaatkan dia senyamannya aja cuma tahan lapar tahan haus nunggu sahur nunggu buka, orang orang yang menganggap ringan Ramadhan sehingga tidak memanfaatkan semua kesempatan kesempatan terbaik keistimewaan yang hanya didapatkan di bulan itu tidak ada di selainnya, maka kata Nabi shallallahu alaihi wasallam orang orang yang demikian adalah orang orang yang merugi dan aib bagi mereka dikasih kesempatan Alloh yang kasih itu bukan manusia, Alloh yang kasih bukan makhluk Alloh khalid yang mencipta kita yang menyayangi kita dengan rahmat dan rahim nya dikasih tapi enggak dimanfaatkan, maka orang seperti itu jauh dari rahmat Alloh bagi dirinya dan tentu sangat merugi dalam kehidupan dan diberikan kesempatan mendapatkan Ramadhan tapi tak mampu diampuni di bulan itu.

Maksud tak mampu diampuni itu bukan Alloh tidak mengampuni, tapi dia tidak berikhtiar untuk mendapatkan ampunan Alloh Subhanahu wa taata dengan menunaikan berbagai ibadah mengoreksi diri. Dan tentunya memanfaatkan semua fasilitas kebaikan yang telah Alloh tebarkan.

Dan yang ketiga adalah Sungguh sangat merugi. Sungguh sangat tercela, sungguh jauh dari nilai nilai kebaikan, siapa yang mendapati kedua orang tua di sampingnya atau salah satu di Antara keduanya, jadi bisa ayah bisa ibu dia sudah matang dan orang tuanya sudah sepuh tapi ternyata tidak menggunakan itu sebagai fasilitas untuk berbakti kepada kedua orang tuanya dan berusaha memasukkan kedua orang ini ke surga.

 

Maksudnya apa ya?

Di sini ada kata kiasan yang sangat dalam sebagaimana orang tua itu merawat anda, ibu mengandung, melahirkan, menyayangi. Demikian juga ayah mencari berbagai hal untuk kenyamanan anaknya. Pendidikan dia yang bagus sampai di sekolahkan di tempat yang terbaik.

Padahal boleh jadi ayahnya bekerja siang malam, peluh keringatnya dan sebagainya. Tetapi kemudian ketika dia mendapati kedua orang tuanya sudah demikian sepuhnya dan bahkan dia punya kemampuan punya kematangan tapi tak peduli dengan kedua orang tuanya untuk memberikan fasilitas, Perhatian saja dia tidak mampu ayahnya sakit cuma taruh bunga saja dia enggak sadar bagaimana ayahnya bahkan rela bertukar nyawa ketika anaknya dalam keadaan sakit yang sangat parah misalnya.

Maka hal demikian dipandang air dalam agama. Hal demikian dipandang sesuatu yang merugikan bagi seorang anak.

Ada 3 hal disebutkan di sini ya berbakti kepada kedua orang tua. Mencintai Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan memperbanyak sholawat kepada beliau dan yang ketiga memanfaatkan Ramadhan dengan penuh kemuliaan dan kebaikan. Semangat dan niat ikhlas karena Alloh subhanahu wa ta’ala kita ambil yang terkait dengan Ramadan. Di sini ada petunjuk dari Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk menyiapkan diri.

Jangan menganggap ringan Ramadhan jangan menyepelekan justru Alloh berikan kepada kita dengan cintanya supaya Alloh menggugurkan semua kesalahan dan dosa dosa kita dan terlahir kembali pasca Ramadhan dalam keadaan yang lebih baik, mulia dan berprilaku lebih sholeh dan taat di hadapan Alloh Subhanahu wa taala.

Demikian teman teman sebagai pengingat. Selebihnya adalah niat yang paripurna sehingga sampai di bulan Ramadhan kita bisa ikhtiar.maksimal. 

SEMOGA BERMANFAAT

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Baitul Maqdis – Akar Krisis Palestina (Part 1)

  Sejarah Baitul Maqdis – Akar Krisis Palestina   اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya.             Saudaraku yang dirahmati Alloh, tentu saja ketika kita dihadirkan atau disodorkan berita-berita mengenai Baitul Maqdis tidak sedikit diantara kita yang merasa bingung, merasa kurang referensi, merasa tidak memiliki banyak informasi tentang kejadian-kejadian yang muncul di Baitul Maqdis, kenapa bisa muncul..?   Karena itulah kami berfikir baik kiranya kami memberikan sebuah sharing tentang

Alasan Kaum Muslimin Tidak Terpanggil Hati Dan Jiwanya

  MENGAPA HARUS PALESTINA اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya. Saudaraku yang dirahmati Alloh. Mengapa Harus Palestina..? Ada beberapa alasan, tidak sedikit kaum Muslimin yang tidak terpanggil hati dan jiwanya disaat banyak saudara mereka yang teraniaya, “mengapa memikirkan yang jauh disana? Disini juga banyak yang menderita” kalimat tersebut sering kita dengar. Ada juga disaat ribuan darah Kaum Muslimin ditumpahkan orang kafir masih sempat mengeluarkan melarang berdemo membela Palesti