Langsung ke konten utama

Tips Anak Mau Menghafal Al-Qur'an Sejak Dini

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya.

Sebagian besar dari orang tua menginginkan anaknya agar lancar membaca Al-Qur’an, terlebih lagi untuk menghafalnya, seperti sabda Rasululloh shallallahu alaihi wasallam

يَجِيْءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَالرَّجُلِ الشَّاحِبِ يَقُوْلُ لِصَاحِبِهِ: هَلْ تَعْرِفُنِيْ؟ أَنَا الَّذِيْ كُنْتَ أَسْهَرُ لَيِلَكَ وَأُظْمِئُ هَوَاجِرَكَ، وَإِنَّ كُلَّ تَاجِرٍ مِنْ وَرَاءِ تِجَارَتِهِ، وَأَنَا لَكَ الْيَوْمَ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تَاجِرٍ، فَيُعْطَى الْمُلْكُ بِيَمِيْنِهِ وَالْخُلْدُ بِشِمَالِهِ وَيُوْضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لاَ تُقَوَّمُ لَهُمُ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا، فَيَقُوْلاَنِ يَا رَبِّ أَنَّى لَنَا هَذَا؟ فَيُقَالُ: بِتَعْلِيْمِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ. وَإِنَّ صَاحِبَ الْقُرْآنَ يُقَالُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اِقْرَأْ وَارْقِ فِيْ الدَّرَجَاتِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِيْ الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ مَعَكَ

“Di hari Kiamat, al-Quran datang kepada penghafalnya dalam wujud lelaki yang pucat. Lantas ia berkata, kamu mengenalku? Aku yang selalu menemani malammu dan membasahi tenggorokanmu. Setiap pedagang itu di balik perniagaannya dan pada hari ini akulah yang mendukungmu di belakang setiap pedagang.

Maka ia diberi kerajaan di tangan kanannya dan diberi keabadian di tangan kirinya. Di atas kepalanya diletakkan mahkota kewibawaan, kedua orangtuanya diberi dua pakaian yang tidak sebanding meski diganti dengan dunia dan seisinya. Kedua orangtuanya berkata, “Ya Rabbi, bagaimana bisa kami mendapatkan ini?” Maka dijawab, karena kalian telah mengajarkan al-Quran kepada anak kalian.

Sungguh penghafal al-Quran akan dipanggil di hari kiamat, “bacalah dan naiklah beberapa tingkatan (di Surga); bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membacanya di dunia! Karena kedudukanmu (di Surga) sesuai dengan akhir ayat yang kamu baca.”

(HR. ath-Thabrani no. 5894, dari Sahabat Abu Hurairah, Sahih)1


Baik untuk anak kami. Kita berikan kebebasan bagi dia untuk bermain, tetapi setelah dia menyelesaikan target Murojaah hariannya.

Jadi artinya kita menonjolkan kepribadian mas, mas tuh bebas mau main ini momen itu ngerjakan ini kerjakan itu tapi tetap setiap hari harus ada murojaah hafalan sekian sekian.

Dengan begitu dia kadang kadang mengatur sendiri mau Murojaah kapan, kemudian waktunya dia yang atur sendiri.

“Aku Murojaahnya sekarang separuh target dulu ya, nanti malam yang separuh itu kita memberikan keleluasaan kepada dia untuk mengatur sendiri bagaimana dia akan bermunajah. Tetapi targetnya tercapai. Itu yang kemudian kita berlakukan.

Jadi dia bisa mengatur sendiri. Dia mulai bisa mengatur sendiri, karena di usia 7 tahun dia sudah bisa mulai diajak untuk didisiplinkan seperti itu. Tapi tadi kita berikan keleluasaan tidak harus waktunya sekarang harus Murojaah gitu ya, tapi dia kemudian mengatur waktunya aku bermain segini nanti aku harus setoran segini dan lain sebagainya.

Itu kita berikan dia keleluasaan kalau sudah memungkinkan untuk diberi keleluasaan demikian diberi tanggung jawab demikian Insya Alloh akan lebih baik.

Kemudian tentu biar dia semangat. Cara lain adalah dengan menghadirkan teman, mungkin anak tetangga atau teman di Masjid dan lain sebagainya. Untuk juga setoran hafalan atau murojaah.

Ini akan menjadi sebuah hal yang juga lebih menguatkan dia. Jadi kalau ada teman ada saingan, ada kompetitor itu biasanya semangat.

Kemudian yang ketiga kalau memang kita kewalahan sendiri untuk kemudian mendisiplinkan dia untuk wajah kita bisa misalnya mendatangkan guru privat Al-Quran untuk bisa mengawal supaya di rumah pun dia bisa Murojaah dengan baik demikian di antara alternatif alternatif.

 

Link Video : Tips Anak Mau Menghafal Al-Qur'an Sejak Dini

SEMOGA BERMANFAAT

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Baitul Maqdis – Akar Krisis Palestina (Part 1)

  Sejarah Baitul Maqdis – Akar Krisis Palestina   اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya.             Saudaraku yang dirahmati Alloh, tentu saja ketika kita dihadirkan atau disodorkan berita-berita mengenai Baitul Maqdis tidak sedikit diantara kita yang merasa bingung, merasa kurang referensi, merasa tidak memiliki banyak informasi tentang kejadian-kejadian yang muncul di Baitul Maqdis, kenapa bisa muncul..?   Karena itulah kami berfikir baik kiranya kami memberikan sebuah sharing tentang

Alasan Kaum Muslimin Tidak Terpanggil Hati Dan Jiwanya

  MENGAPA HARUS PALESTINA اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya. Saudaraku yang dirahmati Alloh. Mengapa Harus Palestina..? Ada beberapa alasan, tidak sedikit kaum Muslimin yang tidak terpanggil hati dan jiwanya disaat banyak saudara mereka yang teraniaya, “mengapa memikirkan yang jauh disana? Disini juga banyak yang menderita” kalimat tersebut sering kita dengar. Ada juga disaat ribuan darah Kaum Muslimin ditumpahkan orang kafir masih sempat mengeluarkan melarang berdemo membela Palesti