Langsung ke konten utama

Sikap Dari Kecewa


اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya.

Saudaraku yang dimuliakan Alloh, dikesempatan kali ini kita akan membicarakan kata  yang bisa diartikan indah apabila dipandang sebagai bentuk keindahan tetapi kalimat ini cenderung dibayangkan sebagai sesuatu yang menyakitkan itulah kata KECEWA dan berikut kita akan membahas mengenai salah satu sikap akibat kecewa.

Kekecewaan terkadang membuat kita hidup dengan pura-pura contohnya pasangan suami istri ketika kecewa pasti konflik akhirnya hidupnya pura-pura naik motor romantis sekali tetapi dibelakang sangat ruwet atau panas hatinya itu karena hidupnya pura-pura hal tersebut tidak akan membuat nyaman.

Ada satu kisah ada seorang wanita datang ke Rasulullah : “Wahai Rasulullah, aku mempunyai tetangga (Wanita yang menjadi madunya atau istri kedua dari suaminya) maka apakah aku berdosa jika aku berhias dengan sesuatu yang blm pernah diberikan oleh suamiku agar ia (wanita yang menjadi madunya itu) iri.

Ada Sohabiyah Rasulullah yang dimadu ia ingin (karena kecewa) ingin tetangganya merasa iri akhirnya ia berdandan dengan barang yang tidak pernah diberikan oleh suaminya agar ia menyangka ini dari suaminya.

Maka Rasulullah menjawab “Orang yang mengada-ngada dengan sesuatu yang belum pernah diberikan kepadanya seperti orang yang mengenakan dua pakaian palsu (tidak nyaman) lebih baik apa adanya saja.

Para istri Nabi adalah orang yang luarbiasa para istri pada masa Rasulullah adalah orang yang luarbiasa kasusnya ada tetapi mereka lapang dada untuk menceritakan kepada Rasulullah untuk mencari solusi jadi mereka tidak malu untuk menceritakan masalah – masalah yang luarbiasa sehingga begitu menceritakan kepada Rasulullah beliau langsung memberikan solusi dan hal tersebut bukan aib.

Demikian juga saat kekecewaan itu datang ada yang memilih untuk menyelesaikan dengan cara baik, ada yang memilih memberontak dan melawan, ada yang memilih untuk diam, ada yang memilih untuk putus asa meratapi, ada yang memilih acuh, ada yang memilih mengabaikan, ada pula yang memilih untuk pura – pura seolah tidak ada apapun padahal batinnya berdarah-darah.

Tinggal kita termasuk yang mana apabilah termasuk yang memberontak resikonya adalah berantem, acuh pun kecewanya masih ada, dialihkan pun kecewanya masih ada, pura-pura pun demikian.

Ini mungkin bukan tentang dosa namun tentang menjalani hidup dalam kepalsuan adalah salah satu hal yang mungkin saja menjadi jalan pilihan mungkin disebabkan karena asumsi beratnya kondisi, asumsi karena harus move on namun tidak mengerti tidak mampu bersikap bagaimana cara move on –nya. Ingin move on tetapi bingung akhirnya pura-pura move on.

Pura – pura tidak terjadi apa-apa justru benar-benar menjebak pada dua kepalsuan :

1.      Menganggap bahwa apa yang terjadi seolah tidak ada cepat lambat jiwa akan goncang (hal ini akibat pura-pura)

Karena kita sedang tidak bersikap realita tetapi kita sedang lari dari realita dan ini suatu saat akan masalah lagi.

2.      Menciptakan hidup baru dengan segalanya pelampiasan saja.

Contoh : ada suatu kasus seorang istri dicerai oleh suami (karena konflik) dan akhirnya suami nikah lagi dan akhirnya juga istri menikah lagi terlebih bukan karena Alloh tetapi sebagai pelampiasan suami bisa nikah lagi istri pun bisa nikah lagi, apakah rumah tangganya baik..? tentu tidak dan bubar karena niat rumah tangganya bukan karena Alloh tetapi hanya pelampiasan dan kekecewaan kemarahannya tidak hilang.

Maka jangan suka melampiaskan jangan melakukan sesuatu karena ingin melampiaskan jadilah diri kita apa adanya jangan pura – pura hadapi realita meskipun berat karena ujung dari ketegaran selalu ada kebaikan.

Meskipun pasangan kita tidak sesuai dengan harapan kita maka syukuri, nikmati dan berbuat baik insyaa Alloh suatu saat Alloh akan memberi kebaikan daripada lari dari realita.

Karena orang yang lari dari realita atau masalah akan mendapatkan masalah baru, orang yang lari dari realita akan menghadapi masalah yang lebih berat lagi kedepannya.

Segeralah Move On dari masalah segera lepaskan masalah tersebut dan ridho dengan takdir Alloh subhanahu wa ta'ala.

Link Video : Sikap Dari Kecewa

SEMOGA BERMANFAAT

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Baitul Maqdis – Akar Krisis Palestina (Part 1)

  Sejarah Baitul Maqdis – Akar Krisis Palestina   اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya.             Saudaraku yang dirahmati Alloh, tentu saja ketika kita dihadirkan atau disodorkan berita-berita mengenai Baitul Maqdis tidak sedikit diantara kita yang merasa bingung, merasa kurang referensi, merasa tidak memiliki banyak informasi tentang kejadian-kejadian yang muncul di Baitul Maqdis, kenapa bisa muncul..?   Karena itulah kami berfikir baik kiranya kami memberikan sebuah sharing tentang

Alasan Kaum Muslimin Tidak Terpanggil Hati Dan Jiwanya

  MENGAPA HARUS PALESTINA اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya. Saudaraku yang dirahmati Alloh. Mengapa Harus Palestina..? Ada beberapa alasan, tidak sedikit kaum Muslimin yang tidak terpanggil hati dan jiwanya disaat banyak saudara mereka yang teraniaya, “mengapa memikirkan yang jauh disana? Disini juga banyak yang menderita” kalimat tersebut sering kita dengar. Ada juga disaat ribuan darah Kaum Muslimin ditumpahkan orang kafir masih sempat mengeluarkan melarang berdemo membela Palesti