Langsung ke konten utama

Sejarah Aturan Puasa


اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya.

Persiapan Bulan Ramadhan Orang Sholih di Zaman Dahulu

Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, hampir semua orang mempersiapkan atau menyambut bulan tersebut, pada kesempatan kali ini kita akan membahas bagaimana orang sholih jaman dahulu dalam menyambut bulan Ramadhan.

Sebelum Ramadhan datang mereka menyiapkan sedemikian rupa sampai ada yang mengatakan “Telah datang kepada kalian panglima dari pada bulan yaitu Bulan Ramadhan maka Fa Marhaban selamat datang Ramadhan” Ramadhan memang bulan yang betul-betul ditunggu oleh orang Sholeh dari dulu sampai kapan pun.

Dan tidak ada bulan yang lebih istimewa daripada Bulan Ramadhan karena Alloh pilihkan Ramadhan sebagai bulan turunnya Qur’an.

Mudah-mudahan kita semua Alloh muliakan kita semoga rumah-rumah kita Alloh muliakan dengan Al-Qur’an dan semoga nanti diakhirat kita termasuk orang-orang yang dinaungi oleh Al-Qur’an.

Yang pertama, tentu kalau membahas Ramadhan tidak bisa lepas dari ayat dalam Al-Qur’an yang berbunyi

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS. Al-Baqarah : 183)

Dalam tersebut dijelaskan “sebelum kamu” maksud sebelum kamu itu sejak kapan..?

Yaitu sejak Nabi Nuh alaihissalam jadi puasa adalah ibadah yang umurnya termasuk tua sudah ada sejak jaman Nabi Nuh, Nabi Nuh dengan Nabi Adam jaraknya 1.000 tahun jadi Nabi Adam wafat 1.000 tahun kemudian berlalu baru ada Nabi Nuh.

Jadi Nabi Nuh termasuk awal sekali dan artinya Alloh tetap mempertahankan ibadah yang sudah tua ini sampai sekarang, dan yang pasti ini manfaatnya besarsehingga Alloh pertahankan sampai sekarang.

Dijaman Nabi Nuh fisiknya tinggi besar kalau Nabi Adam sendiri tingginya sekitar 60 Hasta (1 Hasta sekitar 0.5 Meter) berarti perkiraan tinggi Nabi Adam 30 Meter.

Jarak 1.000 belum begitu jauh perbedaan tinggi tubuh Manusia jadi Nabi Nuh termasuk orang yang tinggi besar.

Dan orang yang seperti itu tidak makan dan tidak minum juga sebenernya tidak masalah karena fisiknya kuat sekali. Jangankan dijaman Nabi Nuh dijaman Nabi Musa saja (Bani Israil) itu jaraknya lebih jauh lagi kebawah sudah lebih dari 3.000 tahun setelah Nabi Nuh.

Itu saja masih ada Bani Israil yang sanggup berpuasa terus sepanjang hari setiap hari selama 70 tahun non stop ditambah lagi malam harinya masih sholat malam, bahkan siang harinya pada satu riwayat siang harinya dalam kondisi puasa itu juga aktifitasnya adalah berperang fisabilillah.

Artinya apabila mereka dikasih beban ibadah puasa itu tidak terlalu membebani mereka tapi uniknya sampai hari ini ibadah ini masih dipertahankan oleh Alloh subhanahu wa ta'ala.

Artinya ini ibadah yang memang penting, ibadah yang memang utama, ibadah yang dulu dirasakan manfaatnya oleh orang-orang terdahulu apalagi kita sekarang ini. Maka Alloh tetap mempertahankan ibadah ini hanya saja yang dibedakan caranya saja.

Kalau orang jaman dulu puasanya 3 hari setiap bulan harinya terserah yang penting 3 hari setiap bulan tetapi kalau kita pada hari ini sudah dikumpulkan menjadi satu dalam satu bulan

Jika puasa 3 hari setiap bulan, maka dalam 1 tahun berpuasa 36 hari, sedangkan apabila puasanya menjadi satu bulan seperti sekarang ini menjadi maksimal 30 hari. Tetapi apabila masih kurang bisa menambah 6 hari lagi dibulan Syawal Cuma bedanya kalau yang 6 hari Syawal itu hukumnya sudah tidak wajib lagi tetapi hukumnya menjadi sunnah.

Jadi biar tidak beda jauh dengan ibadah puasanya dengan orang jaman dulu yang dulu 36 hari dalam satu tahun, kita juga bisa 36 hari hanya saja 6 harinya sunnah.

Kabarnya sampai periode Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam masih berada di Mekkah puasa wajibnya masih sama 3 hari setiap bulan dan caranya pun masih agak mirip seperti orang jaman dahulu yaitu TIDAK PAKAI SAHUR dan APABILA SUDAH MASUK WAKTU ISYA (warna merah dilangit atau Syafaq sudah hilang) BERTARTI SUDAH TIDAK BOLEH MAKAN DAN MINUM DAN HUBUNGAN SUAMI ISTRI.

Jadi cara puasanya orang jaman dulu seperti itu, tidak ada sahurnya terus sampai terbenamnya matahari waktunya berbuka, dan apabila waktu terbenamnya matahari lupa untuk makan minum berbuka sampai masuk waktu isya berarti sudah tidak boleh lagi makan dan minum tidak boleh lagi menggauli Istri.

Padahal nanti tidak ada sahur jadi imsaknya sejak isya nahan sejak isya sampai nanti maghrib jadi hampir 24 jam lamanya. Jadi dimasa awal demikian.

Waktu Ramadhan diwajibkan juga demikian aturannya masih sama hanya saja yang tadi digenapkan satu bulan dipecah menjadi setiap bulan tetapi teknisnya masih sama. Ada sahabat Nabi yang siang hari Ramadhan badannya lemes sekali dan ditanya oleh Nabi.

Sahabt itu menjawab “Tadi malam ketiduran, belum sempat berbuka bangun-bangun tengah malam”

Aturan dulu tidak boleh makan dan minum kalau sudah masuk isya tidak boleh makan minum berarti sahabat tersebut tidak makan dan tidak minum selama 2 hari.

Alhamdulillah sekarang aturan puasa diubah sejak peristiwa itu datang aturan baru dari Alloh subhanahu wa ta'ala puasa hendaknya makan sahur terlebih dahulu dan malam hari masih boleh makan dan minum.

Jadi aturan Puasa Ramadhan tidak langsung seperti sekarang tetapi ada tahapannya berubah menyesuaikan situasi dan kondisi dan kita sekarang sudah dapat aturan yang sempurna tidak ada lagi penyempurnaan.

 

Link Video : Sejarah Aturan Puasa

SEMOGA BERMANFAAT

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Baitul Maqdis – Akar Krisis Palestina (Part 1)

  Sejarah Baitul Maqdis – Akar Krisis Palestina   اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya.             Saudaraku yang dirahmati Alloh, tentu saja ketika kita dihadirkan atau disodorkan berita-berita mengenai Baitul Maqdis tidak sedikit diantara kita yang merasa bingung, merasa kurang referensi, merasa tidak memiliki banyak informasi tentang kejadian-kejadian yang muncul di Baitul Maqdis, kenapa bisa muncul..?   Karena itulah kami berfikir baik kiranya kami memberikan sebuah sharing tentang

Alasan Kaum Muslimin Tidak Terpanggil Hati Dan Jiwanya

  MENGAPA HARUS PALESTINA اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya. Saudaraku yang dirahmati Alloh. Mengapa Harus Palestina..? Ada beberapa alasan, tidak sedikit kaum Muslimin yang tidak terpanggil hati dan jiwanya disaat banyak saudara mereka yang teraniaya, “mengapa memikirkan yang jauh disana? Disini juga banyak yang menderita” kalimat tersebut sering kita dengar. Ada juga disaat ribuan darah Kaum Muslimin ditumpahkan orang kafir masih sempat mengeluarkan melarang berdemo membela Palesti