اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya.
Saudaraku yang dimuliakan Alloh, “Nikmat mana yang engkau dustakan” kalimat tersebut sering kita dengan bahkan tertulis banya di Surat Ar-Rahman. Banyak sekali nikmat yang Alloh berikan kepada kita dari segi kesehatan, kemudahan dalam menghadapi masalah bahkan harta.
Namun, apakah kita sudah bersyukur atas semua yang
telah Alloh berikan kepada kita..?
rasa syukura bisa kita lakukan dengan cara melakukan suatu hal yang
mendatangkan keridhoan Alloh subhanahu wa ta'ala, dan harus kita sadari juga
ketika seseorang dekat dengan Alloh subhanahu wa ta'ala berarti dia jauh
dari setan dengan kata lain dia bisa menggunakan, menyadari dan memaksimalkan
apa yang Alloh berikan kepada dia untuk hal-hal yang disukai Alloh subhanahu
wa ta'ala.
Bisa dengan lisannya dengan cara mengucapkan Alhamdulillah, bisa juga dengan menyampaikan kepada orang lain atas kenikmatan yang dia terima, misalkan kita mendapatkan karunia dari Alloh kemudian kita menyampaikan kepada orang lain, seperti hajat kita terkabul setelah kita melaksanakan Sholat Tahajud. Hal tersebut bisa kita sampaikan kepada orang lain agar orang lain juga melaksanakan Sholat Tahajud.
Kemudian dari dalam hati kita juga meyakini bahwa kenikmatan dari mana pun asalnya itu hakikatnya berasal dari Alloh subhanahu wa ta'ala. Hal ini bisa terjadi apabila kita memiliki keyakinan besar kepada Alloh subhanahu wa ta'ala.
Ammar bin Yasir mengatakan : “Cukuplah bagimu keyakinan itu sebagai bentuk kekayaanmu yang kamu miliki” karena apabila yakin berarti orang tersebut tidak khawatir akah hidupnya karena Alloh pasti akan memberi rezeki untuknya.
Ada orang kaya tetapi tidak yakin seperti halnya Koruptor, mereka kaya dibilang Gajinya kurang juga tidak tetapi masih melakukan hal yang dibenci oleh Alloh subhanahu wa ta'ala.
Mereka belum yakin akan rezekinya berarti mereka belum kaya versi Ammar bin Yasir, tidak ada sahabat mengemis, tidak ada Salafusholih mengemis karena mereka yakin rezekinya sudah dijamin oleh Alloh.
Yakin itu tidak ambil pusing dengan apa yang ada disekelilingnya apapun profesi kita itu hanya Media saja, karena apabila kita hitung terkadang tidak sesuai. Yang ketika dihitung harusnya begini tapi ternyata begitu hal tersebut sering kita alami.
Jadi kita harus mensyukuri nikmat Alloh subhanahu wa ta'ala dan nikmat itu digunakan dijalan Alloh karena apabila digunakan dijalan setan itu bentuk tidak bersyukur, kita ambil contoh Fir’aun dia diberi kenikmatan kekuasaan tetapi dia tidak menggunakan kekuasaannya itu untuk menegakan Agama Alloh subhanahu wa ta'ala malah yang menegakan Agama Alloh dimusuhi, malah yang lebih keterlaluan adalah mengaku sebagai Rabb itu ditulis oleh Alloh sebagai orang yang tidak mensyukuri nikmat.
Sudahkah kita yakin akan nikmat yang Alloh berikan kepada kita..?
Mestinya kita gunakan sebaik-baiknya kenikmatan dari Alloh itu dijalan-Nya.
Link Video : Potret Orang Yang Bersyukur
SEMOGA BERMANFAAT
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Komentar
Posting Komentar