Langsung ke konten utama

Empat Hal Yang Harus Diperhatikan Suami Istri

 

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya.

Saudaraku dimana pun berasa kita sebagai manusia sudah sewajarnya mempunya keinginan menikah atau berkeluarga, Keluarga memiliki peranan penting dan ketika keluarga dikelola sesuai tuntunan Syariat maka keluarga itu pun akan dipertemukan kembali oleh Alloh subhanahu wa ta'ala di surga.

Seorang anak bisa mengangkat derajatnya disurga begitu juga seorang Bapak dan Ibu bisa menaikan derajat anaknya di surga. Suatu ketika ada seorang dinaikan derajatnya di surga oleh Alloh subhanahu wa ta'ala dan dia pun bertanya.

“Dari mana aku mendapatkan derajat yang tinggi ini?” bapak dan ibunya tidak mengetahuinya, tiba – tiba malaikat yang diperintahkan untuk menjawab mengatakan “Itu didapatkan dari Istighfar anakmu yang Sholih”

Sehingga Keluarga Sakinah, Mawadah, Warohmah adalah menjadi Visi pernikahannya setiap individu muslim maka Visi itu pun harus didukung dengan beberapa kegiatan yang menunjang kesana, jangan sampai kita mempunyai keturunan, tetapi keturunan kita tidak ada yang sholeh dan sholehah.

Yang justru nanti akan memberatkan pertanggung jawaban kita kepada Alloh subhanahu wa ta'ala karena kita tidak mengelola keluarga itu, keluarga menjadi hitam putih atau warna-warna lain tergantung kita yang ada didalamnya.

Untuk mengelolah sebuah keluarga menjadi keluarga yang mendapat rahmat dan kasih sayang dari Alloh subhanahu wa ta'ala minimal ada Empat yang harus diperhatikan seorang suami dan seorang istri ketika memiliki ke empatnya maka Insyaa Alloh akan berakhir di surganya Alloh subhanahu wa ta'ala dan kedamaian didunia.

Minimal ada Empat -TAS saudaraku.

Yang pertama adalah seorang suami dan seorang istri harus memiliki Instegritas kepribadian Islamnya jelas dan tidak samar-samar tauhidnya jelas, suami bertauhid dan beraqidah lurus istri pun beraqidah lurus.

Ketika salah satu aqidahnya bermasalah maka akan sangat sulit mengantarkan anak yang lurus, ada sebuah kisah dan kisah ini nyata ada satu keluarga sudah menikah dalam waktu yang lama ternyata seorang istri dihubungi salah seorang pria awalnya hanya sebuah nasihat-nasihat yang diberikan pria tersebut (bukan suaminya).

Ada laki-laki yang SMS dan bertanya setiap waktu kepada wanita itu yang sudah memiliki suami, awal mulanya nasihat-nasihat agama yang disampaikan tetapi pada ujungnya wanita itu disampaikan kepadanya bahwa suaminya itu murtad dan harus diceraikan, harus pisah. Dan ternyata pemahaman lelaki yang men-SMS itu gampang mengkafirkan.

Pada waktu itu akhirnya wanita tersebut karena saking intennya komunikasi akhirnya tanpa diketahui oleh suami yang pertama dia menikah tanpa diketahui oleh keluarganya, keluarganya menjadi rusak karena aqidahnya dipengaruhi oleh orang lain yang tidak jelas integritas Islamnya.

Maka ketika suami dan istri sudah sepakat untuk melakukan pernikahan maka ini manjadi harga mati punya integritas, jangan sampai sibuk mencari harta tetapi tatkala ada musibah melakukan pelanggaran syariat menyekutukan Alloh dan hal-hal yang diharamkan dalam muamalah bersama orang lain.

Termasuk suami yang memiliki integritas adalah apabila istri dan anaknya diberi nafkah yang haram, apabila suami mengambil nafkah yang haram dan dia rela memberikan kepada anak dan istrinya maka dia akan bertanggung jawab kepada Alloh subhanahu wa ta'ala.

Yang semacam ini kita namakan yang tidak mempunyai integritas keislamannya, ketika seorang melihat suaminya mengabaikan perintah-perintah syariat tidak melaksanakan kewajiban kepada Alloh berupa Sholat, kewajiban-kewajiban yang lain dan membiarkan begitu saja maka ini pun kita katakan istri itu tidak memiliki integritas.

Ada sebuah naasihat yang sangat penting yang disampaikan oleh Umar bin Khotob, beliau mengatakan standar integritasnya seseorang “Siapapun orangnya yang menyia-nyiakan sholat maka pasti dia akan menyia-nyiakan yang lainnya”.

Ketika suami menyia-nyiakan sholat maka istrinya akan disia-siakan istrinya akan dibiarkan anaknya akan dibiarkan ketika seorang wanita atau istri menyia-nyiakan sholat maka suami pun tidak akan dipenuhi hak-haknya begitu juga anaknya.

Maka tanda integritas selain aqidah yang benar adalah seorang suami dan seorang istri menegakan Syariat, insyaa Alloh ini jadi bekal keluarga itu selamat didunia dan diakhirat.

Ketika belum bisa membina keluarga maka bagaimana caranya dia belajar hak-hak yang harus dipenuhi dia pelajarai kewajiban yang harus dilakukan dia pelajari sehingga keluarga ini Sakinah, Mawadah, Warohmah.

Ada kejadian seorang bapak karena keawamannya beliau sudah memiliki anak dan dia tinggal bersama seorang wanita sampai memiliki anak tanpa ikatan pernikahan, tinggal dalam satu rumah ada Bapak, Ibu dan Anak tersebut tetapi tanpa adanya ikatan pernikahan, padahal melakukan akad pernikahan perkiraan hanya 5 menit, yang tadinya haram menjadi halal.

Bapak ini tiba-tibamenghadang seorang ustadz, dan beliau berkata kepada ustadz tersebut “Ustadz, nikahkan saya” sementara ustadz itu pun bingung ada seorang bapak sudah memiliki anak tetapi meminta untuk dinikahkan. Bapaknya merasa gundah gulana karena anaknya bertanya bagaimana silsilah keluarga itu, bagaimana nasabnya bagaimana status wanita yang ada dirumah dan belum ada statusnya.

Maka seorang anak tadi komplain kepada bapaknya dan bapak tersebut kebingunan karena tidak tahu akhirnya meminta kepada seorang ustadz untuk dinikahkan

Akhirnya setalah mengetahui kondisi keluarganya kemidan ditata dan dinikahkan, mahar dan segala sesuatunya disiapkan oleh ustadz tadi hanya bermodal Rp. 100.000 yang tadinya haram menjadi halal, sekian lama waktu yang dilaluinya menjadi masalah karena tidak dilandasi dengan pernikahan yang benar.

Ada tiga yang harus hati-hati dalam berucap, apabila kita tidak mau mengambil resiko maka kita harus hati-hati, gurauan atau serius tetap dijatuhi hukum serius, disebutkan dalam sebuah Hadits tiga kata yang apabila diucapkan dengan serius ataupun dengan bercanda malah dihukumi serius.

ﺛﻼﺙ ﺟﺪﻫﻦ ﺟﺪ ﻭﻫﺰﻟﻬﻦ ﺟﺪ : ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ ﻭﺍﻟﻄﻼﻕ ﻭﺍﻟﺮﺟﻌﺔ .

“Ada 3 hal yang seriusnya serius, dan bercandanya dianggap serius, yaitu : nikah, cerai, dan rujuk”.

(HR. Abu Dawud,  Tirmidzi, dan Ibnu Majah). 

Disebuah tempat suami paham agama istrinya paham agama tapi karena emosi akhirnya ilmu yang didapatkan tidak bisa membekas dipernikahannya itu, yang terjadi adalah setiap hari bahkan hampir 100x seorang suami mengatakan kepada istrinya “Saya, kamu talak” dan ternyata karena wanita tadi paham Agama dia konsultasi kepada seorang Ustadz.

Kemudian didudukan suami istri tersebut yang sudah sekian lama menikah yang sudah berkali-kali mengatakan Talak akhirnya setelah dinasihati dan setelah diklarifikasi perkataan itu akhirnya seorang ustadz mengatakan “Setelah ini kamu dengan istri kamu setelah keluar dari rumah saya sudah tidak lagi sebagai suami istri” karena kata-kata tersebut memiliki makna hukum.

Maka jangan sampai pernikahan yang kita sama-sama jalani ini pernikahan yang justru dimurkai Alloh subhanahu wa ta'ala dan itu dikarenakan karena kita melanggar Syariat maka setiap kita wajib memiliki integritas, anak memiliki integritas Islam yang bagus karena bapak dan ibunya memperhatikannya.

Kemudian yang kedua, memiliki Kapasitas seorang suami harus memiliki kapasitas sebagai suami seorang istri juga harus memiliki kapasitas seorang istri masing-masing memiliki tanggung jawab jangan sampai seorang suami tidak punya kapasitas mengelola keluarga jangan sampai seorang istri tidak mempunyai kapasiatas mengelola anak-anak sendiri.

Karena ini berakibat pengelolaan keluarga menjadi berantakan dan tidak sampai kepada tujuan yang diharapkan, bisa berjalannya waktu diasah dan ditingkatkan tentunya dengan senantiasa ada unsur saling menasihati, saling belajar dari orang-orang yang punya pengalaman dan punya ilmu insya Alloh pernikahannya akan berjalan sesuai denga napa yang diharpkan oleh keluarga.

Kita tahu bahwa kapasitas kita dalam mengelola keluarga belum mampu dan belum sanggup maka kita pun tentunya tidak boleh kaku kita harus berusaha belajar.

Kemudian yang ketiga, memiliki Loyalitas jangan sampai seorang istri akhirnya punya kecenderungan kepada lelaki yang lain padahal sudah menikah, loyalitas tertinggi ketaatan tertinggi adalah kepada Alloh subhanahu wa ta'ala ketika seorang wanita melaksanakan ketaatan kepada suaminya itu bukan karena mentang-mentang suami tetapi Alloh lah yang memerintahkan dan suami pun tidak boleh egois memberikan tugas diluar dari yang dimampui istri, memerintahkan bermaksiat dan itu adalah diharamkan didalam Islam maka ketaatan kepada suami itu harus mengikuti ketaatan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala.

Pesan mengenai Loyalitas “Taatlah kepada Alloh, taatlah kepada Rosul dan janganlah kamu hapus amal-amal kamu” usaha istri melayani suami, kewajiban suami yang sudah ditunaikan untuk kesejahteraan anak dan keluarganya.

Kemudian akhirnya terjadi masalah dan diungkit-ungkit maka bisa saja pahala yang sudah diraih dan didapatkan dihapus oleh Alloh subhanahu wa ta'ala. Maka jangan kamu hapus amal sholeh kamu termasuk amal sholeh dalam pernikahan itu juga bisa terhapus karena kita emosi karena kita tidak sabar, karena kita tidak mengedepankan perintah Alloh dan ketaatan kepada-nya ketaatan kepada suami itu dasar ketaatan kepada Alloh dan kepada Rosulnya.

Kemudian yang keempat, adalah harus Totalitas, kalau seorang suami menjalankan tugasnya setengah-setengah seorang istri menjalankan tugasnya setengah-setengah, istrinya ingin semuanya dilayani dipenuhi tetapi tidak mau memberikan hak suaminya atau kebalikannya maka pasti kapal itu akan kandas, kapal itu akan pecah, kapal itu akan oleng tatkala badai datang.

Ketika badai datang maka yang harus dipegang pun adalah peinsip-prinsip dalam Agama masalah yang ada dalam rumah tangga jangan sampai keluar terlebih dahulu diselesaikan oleh suami dan istrinya sebelum orang lain musyawarah dalam semua perkara.

Maka totalitas ini pun bukan hanya memenuhi hak suami dan istri saja totalitas kepada Alloh subhanahu wa ta'ala pun harus penuh jangan sampaui setelah menikah sholat subuh pun kesiangan.

Ada satu kejadian kisah Abdullah bin Abu Bakar As Siddiq sampai diperintahkan oleh Abu Bakar As Siddiq ceraikan Istrinya karena setelah menikah semangat dan Ghiroh dalam melaksanakan ketaatan kepada Alloh menurun pada saat itu kerena sibuk dengan istrinya.

Akhirnya perintah Abu Bakar untuk ceraikan istrinya padahal istri yang paling dicintainya, ada dua pilihan Mengikuti bapaknya atau Menceraikan istrinya hanya ada tawaran itu. Abu Bakar As Siddiq khawatir Abdullah bin Abu Bakar As Siddiq lemah dalam semangat Iqomatuddin hanya karena menikah tetapi tidak bisa memanagement dengan baik.

Akhirnya diceraikanlah tetapi semangat ibadahnya semakin turun dan turun akhirnya ada masukan dari sahabat yang lain kemudian dinikahkannya kembali dan Abdullah bin Abu Bakar As Siddiq mengambil pelajaran penting akhirnya dia semangat dalam berislam, menjalankan syariat dan memenuhi perintah Alloh dan Rosulnya dan akhirnya gugur sebagai syuhada.

Maka kita berharap mudah-mudahan dari keluarga kita lahir anak yang sholih dan sholihah sebagaimana kita bisa kumpul dalam satu rumah mudah-mudahan Alloh juga mengumpulkan kita di Surganya nanti

 

Link Video : Empat Hal Yang Harus Diperhatikan Suami Istri

SEMOGA BERMANFAAT

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Baitul Maqdis – Akar Krisis Palestina (Part 1)

  Sejarah Baitul Maqdis – Akar Krisis Palestina   اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya.             Saudaraku yang dirahmati Alloh, tentu saja ketika kita dihadirkan atau disodorkan berita-berita mengenai Baitul Maqdis tidak sedikit diantara kita yang merasa bingung, merasa kurang referensi, merasa tidak memiliki banyak informasi tentang kejadian-kejadian yang muncul di Baitul Maqdis, kenapa bisa muncul..?   Karena itulah kami berfikir baik kiranya kami memberikan sebuah sharing tentang

Alasan Kaum Muslimin Tidak Terpanggil Hati Dan Jiwanya

  MENGAPA HARUS PALESTINA اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya. Saudaraku yang dirahmati Alloh. Mengapa Harus Palestina..? Ada beberapa alasan, tidak sedikit kaum Muslimin yang tidak terpanggil hati dan jiwanya disaat banyak saudara mereka yang teraniaya, “mengapa memikirkan yang jauh disana? Disini juga banyak yang menderita” kalimat tersebut sering kita dengar. Ada juga disaat ribuan darah Kaum Muslimin ditumpahkan orang kafir masih sempat mengeluarkan melarang berdemo membela Palesti