Langsung ke konten utama

Bolehkah BerQurban Dengan Ayam.....????

 


Menjawab Pertanyaan BERQURBAN DENGAN AYAM

 

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

“Izin bertanya, bagaimana pendapat Ustadz dengan pendapat ulama yang memperbolehkan BerQurban dengan Ayam”

Demikian pertanyaan yang kami dapatkan

Memang ada beberapa Ulama berpandangan demikian khususnya dinisbatkan kepada Imam Ibnu Khazam yang wafat pada tahun 456 H. Mengukil keterangan yang riwayatnya sampai pada Sayyidina Bilal ada sebagian mengisahkan tentang kisah lain tetapi serupa dari Ibnu Abbas, dimana saat Bilal dimasa Qurban itu sering kali kemudian beliau menyembelih ayam dan ada kalimat yang sangat populer dari beliau yaitu : “Saya sesungguhnya tidak peduli dengan apa yang orang-orang sajikan saya bisa menyembelih ayam dan saya bisa  bersedekah dari hasil penyembelihan itu yang kepada anak-anak yatim dan juga kepada orang-orang fakir (Lelah dalam perjalanan)”.

Beliau suka menyembelih ayam disaat orang-orang berQurban dengan binatang-binatang ternak seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan dimasa-masa itu juga banyak yang menggunakan unta dan hasilnya beliau sedekahkan kepada golongan-golongan tadi.

Kata beliau “Aku lebih suka melakukan seperti ini dibandingkan dengan aku menyembelih seperti mereka” riwayat ini sampai terhubung ke Bilal radi allahu anhu dari Imran bin Muslim dan kita tarik sampai kepada kita.

Dan persoalannya adalah “Apakah memang yang dimaksud ini adalah Qurban dalam pengertian Qurban yang disyariatkan Al-Quran dan dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam atau kondisi yang berbeda yang tidak sama dengan Qurban namun dipahami sebagai sama-sama amal sholeh yang dalam konteks ini cara memahaminya adalah sebagai berikut.

Kalau kita kembali kepada ayat Al-Quran di QS. Al-Hajj ayat 34 tentang kaedah hewan Qurban, ketika Alloh berfirman :

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا ۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ

Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah) (QS. Al-Hajj : 34)

Jadi spesifikasinya jelas, karena itu Imam Al-Ghazali bahkan memberikan keterangan yang sangat ringkas tapi padat hewan Qurban itu kata beliau jenisnya mesti jelas, sifat mesti jelas, kadarnya mesti jelas. Diantara jenisnya spesifik yang jelas itu yaitu hewan – hewan ternak.

Sehingga hewan ternak ini menjadi ijma’ dikalangan ulama ini hanya boleh sebagai kualifikasi hewan Qurban, kalau kita urutkan tadi Unta yang populer menjadi hewan ternak, kemudian sapi, kerbau, kambing, dan domba sejenis itu saja. Jadi spesifik diternakan untuk dikonsumsi yang kualifikasi dagingnya bersifat bisa bermanfaat untuk orang-orang banyak.

Dan jadi dalam konteks ternak ini bukan hewan-hewan biasa, kemudian bagaimana kita mengetahui spesifik hanya ini saja..?

Bahkan ayam bisa diternakan bahkan bebek juga demikian, bagaimana kita bisa mengetahui hanya hewan tertentu saja, yaitu contoh perliaku Nabi, karena Nabi ketika diutus oleh Alloh subhanahu wa ta'ala untuk memberikan contoh dan penjelasan dan batasan-batasan amal kepada kita.

Karena itulah ketika Alloh mengutus beliau kemudian ada statement yang sangat jelas QS. Ali-Imran : 31

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali-Imran : 31)

Dikuatkan di QS. Al-Ahzab Ayat 21

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. AL-Ahzab : 21)

Lalu apa perintah dan contoh Nabi ketika menyembelih..?

Perhatikan kalimat Nabi “Jangan pernah menyembelih hewan-hewan yang telah cukup usianya” hewan apa yang dicontohkan Nabi..? ditunjuklah oleh Nabi.

Nabi pernah menyembelih unta, membenarkan menyembelih Kambing, Domba dan sejenisnya bahkan Nabi pernah menyebut kalimatnya kalaupun sulit menemukan yang umurnya tetap (seperti Kambing atau Domba yang usianya 1 tahun atau masuk tahun ke 2, Sapi, Kerbau yang berusia 2 tahun atau masuk tahun ke 3, unta telah masuk usia 5 tahun) kalau kesulitan menemukan yang berumur demikian maka tidak apa-apa dibawah itu dari kalangan seperti Kambing, Domba atau sejenisnya.

Ini menunjukan bahwa Qurban yang dimaksud terbatas pada hewan ternak tertentu dan tidak diluar konteks ini, adapun kebiasayan Sayyidina Bilal beliau sahabat Nabi tapi juga dilihat kualifikasi sahabat Nabi bermacam-macam.

Contoh dari segi harta benda misalny, Harta Usman luarbiasa banyak, Abdurahman bin Auf luarbiasa banyak, Umar lebih dari cukup, Abu Bakar juga demikian karena itu mudah bagi mereka berQurban menggunakan Unta sekalipun.

Sedangkan Bilal mempunya keterbatasan dalam harta dan aktifitasnya terfokus ke Masjid karena keterbatasan ini Beliau ingin berQurban seperti yang lain menggunakan hewan-hewan ternak Cuma mampunya pakai ayam, karena itu beliau ingin memberikan contoh teladan untuk kita semua walaupun kita tidak bisa berQurban seperti yang lain itu, minimal kita ambil spiritnya untuk berbagi, berikhtiar untuk mendapatkan Ridho Alloh subhanahu wa ta'ala walaupun tidak masuk dalan Kualifikasi berQurban seperti yang lainnya, minimal kita punya niat untuk berbagi.

Sifat berbagi itulah yang dicontohkan oleh Sayyidina Bilal dengan menyembelih ayam dan dibagikan, sehingga beliau memberikan sebuah kalimat yang ibarat seperti sindiran yang sangat dalam “daripada orang-orang berQurban dengan yang besar-besar tapi caranya keliru atau niat yang salah atau tidak benar hasil korupsi dipakai berkQurban, hasil menipu tetapi dipakai untuk berQurban, atau berQurban dengan cara yang tidak Ikhlas, akan lebih mulia seperti ini menyembelih dengan yang kecil-kecil tetapi dibagikan dengan cara yang Ikhas”

Tetapi cara berpikirnyapun harus benar, kalau bisa berQurban dengan yang lebih bagus, dan niatnya ikhlas itu lebih baik, dan kalaupun belum punya kemampuan maka tirulah sahabat Bilal bin Robah yang berusaha menabung walau dapatnya ayam untuk berbagi.

  Maka sahabat bisa meniru sekarang, tidak bisa membeli kambing mungkin uangnya cukup untuk sedekah cukup untuk beli ayam diberikan untuk orang yang sedang kesulitan, uangnya cukup untuk beli sembakonya diberikan kepada yang membutuhkan itu adalah spirit yang diajarkan.

Dan itu juga yang dicontohkan sahabat Ibnu Abbas dan beliau waktu itu masih kecil belum dewasa, walau masih kecil tetapi semangat beramal tinggi dan kita tahu walaupun anak-anak tetapi beliau ada kematangan dari segi pemikiran fiqih dan sebagainya tetap dalam kontek ini ada riwayat yang menunjukan ada kebiasaan sering beliau meminta assintant-nya untuk membeli daging banyak 2 dirham dan seterusnya atau hewan yang disembelih.

Sampai dikatakan kalau berQurban khusus disaat hari-hari Qurban tanggal 10, 11, 12, 13 di hari Tasyrik-nya. Karena kebiasaan itu telah terbiasa maka beliau sering beli daging dan dibagikan pada hari-hari itu dengan kemampuan beliau untuk membeli.

Ini diikuti oleh guru-guru sekarang untuk melatih anak-anak sekolah di SD, SMP yang belum masuk bahkan juga anak-anak TK sering iuran beli daging, ayam, bahkan ada yang sampai kambing untuk berlatih berQurban, latihan berbagi.

Jadi kisah yang disadarkan pada Ibnu Abbas atau kisahnya Bilal bin Robah itu lebih ke spirit untuk berbagi, menunjukan sifat sosial kita dan melatih kita untuk beramal, walaupun kita belum mampu mengerjakan amalan utama yang disebutkan tadi.

Setidaknya ada Ikhtiar kita dan kita maksimalkan supaya saat kita berjumpa dengan Alloh bisa mengatakan “Ya, Alloh dari harta yang engkau titipkan aku pun berusaha untuk berQurban seperti mereka, tetapi disinilah batas kemampuanku dan aku berharap engkau Ridho dengan apa yang aku kerjakan”

 

SEMOGA BERMANFAAT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Baitul Maqdis – Akar Krisis Palestina (Part 1)

  Sejarah Baitul Maqdis – Akar Krisis Palestina   اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya.             Saudaraku yang dirahmati Alloh, tentu saja ketika kita dihadirkan atau disodorkan berita-berita mengenai Baitul Maqdis tidak sedikit diantara kita yang merasa bingung, merasa kurang referensi, merasa tidak memiliki banyak informasi tentang kejadian-kejadian yang muncul di Baitul Maqdis, kenapa bisa muncul..?   Karena itulah kami berfikir baik kiranya kami memberikan sebuah sharing tentang

Alasan Kaum Muslimin Tidak Terpanggil Hati Dan Jiwanya

  MENGAPA HARUS PALESTINA اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Alhamdulillah puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan manusia dan memberi petunjuk berupa Al-Quran dan pada suatu saat kita akan kembali pada-Nya, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Rosululloh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan kita berharap ketika kembali kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kita adalah orang yang diakui oleh Rosululloh Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari sebagian daripada umatnya. Saudaraku yang dirahmati Alloh. Mengapa Harus Palestina..? Ada beberapa alasan, tidak sedikit kaum Muslimin yang tidak terpanggil hati dan jiwanya disaat banyak saudara mereka yang teraniaya, “mengapa memikirkan yang jauh disana? Disini juga banyak yang menderita” kalimat tersebut sering kita dengar. Ada juga disaat ribuan darah Kaum Muslimin ditumpahkan orang kafir masih sempat mengeluarkan melarang berdemo membela Palesti